Hafid Realms

Blogger Template by ThemeLib.com

Perbandingan Format Audio WAV dan MP3

Published by Hafid under on 07.02
Saat sebuah suara direkam, alat elektronik menyajikannya ke dalam bentuk gelombang. Agar suara tersebut bisa disimpan ke dalam komputer, gelombang itu diubah menjadi bentuk digital. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengambil sampel sejumlah bagian gelombang suara per detik yang kemudian disimpan ke komputer dalam format WAV.

Dari grafik di samping ini, dapat dilihat sebuah garis merah yang menandakan sampel suara yang diambil pada gelombang. Semakin banyak sampel suara yang diambil tiap detiknya, maka sampel suara tersebut akan semakin mendekati bentuk
gelombang aslinya, yang artinya kualitas suaranya akan semakin baik.

Sebagai contoh, untuk membuat suara yang sama kualitasnya dengan suara CD, diperlukan sampel suara sebanyak 44100 kali per detik. Setiap
sampel memerlukan 2 byte (1 byte = 7 bit) data. Untuk musik stereo yang membedakan jalur kanan dengan jalur kiri, diperlukan 2 kali 2 byte = 4 byte data. Di sini bisa dihitung, berapa byte diperlukan untuk memainkan musik berdurasi 4 menit dengan format WAV Stereo:

2 x 2 byte x 44100 kali/detik x 4 x 60 detik = 42.336.000 Byte (42 Mega Byte lebih).

Selain memboroskan penyimpanan komputer, ukuran file suara dengan format WAV yang besar menyulitkan transfer lewat internet. Sementara untuk mengecilkan ukurannya harus mengorbankan kualitas suaranya. Lihat pada grafik di atas, mengecilkan ukuran berarti mengurangi jumlah sampel per detik, yang artinya mengurangi variasi gelombang, dan membuat sampel suara semakin menjauhi bentuk gelombang aslinya.

Format MP3 atau MPEG Layer-3 memiliki kemampuan untuk mereduksi atau mengecilkan ukuran file format WAV tanpa banyak mengurangi kualitas suaranya. Format MP3 menjadi pilihan yang sangat populer dalam mereduksi ukuran WAV. Hampir semua file musik yang ada di internet memakai format MP3 ini. Reduksi yang tinggi ini diperoleh mulai dari hasil gabungan kompresi, penghilangan bagian sampel yang tak terdengar telinga manusia (misalnya suara ultrasonik yang memiliki frekuensi di atas 20 KHz dan suara infrasonic yang memiliki frekuensi di bawah 16 Hz), serta mengkodekan duplikat sampel. Hasil akhir suaranya akan terdengar sama, tapi tidak identik dengan aslinya. Format MP3 bisa dikodekan dalam bit-rate yang berbeda, yaitu diukur dengan satuan kilobit per second (kbps). Umumnya musik dengan format MP3 dikodekan dengan bit-rate 128 kbps. Kita bisa menghitung byte yang diperlukan untuk memainkan file berformat MP3 berdurasi 4 menit:

128 kbps x 4 x 60 detik = 30720 kilobit = 4,25 Mega Byte.

Inilah yang membuat file suara dengan format MP3 lebih baik dan lebih populer dibandingkan file suara dengan format WAV.

Diambil dari multiply.com dengan pengubahan seperlunya.


 

Lipsum

Followers